Diantara dampak buruk yang ditimbulkan oleh sistem ekonomi kapitalis adalah
terciptanya kelas-kelas dalam masyarakat. Kaum pemilik modal atau borjuis dan
kaum pekerja atau buruh. Ketidak mampuan bersaing para pekerja membuatnya tak
ada pilihan lain selain menjadi budak para borjuis. Eksploitasi yang terhadap para
buruh pun terjadi. Mereka dipaksa bekerja ekstra keras untuk menghasilkan
keuntungan sebanyak-banyaknya bagi para pemilik modal walaupun bayaran yang
diterima tak sebanding dengan jerih payahnya. Alhasil, yang kaya makin kaya,
yang miskin makin miskin.
Penderitaan yang dialami kaum buruh menjadi
perhatian beberapa pemikir pada abad ke-19 seperti Saint-Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen. Sehingga lahirlah sebuah pemikiran
baru yang bernama sosialisme.
Sistem perekonomian sosialis adalah sistem
perekonomian yang menolak adanya hak kepemilikan pribadi terhadap faktor
produksi, semua harus dikuasai oleh negara dan seluruh aktivitas ekonomi diatur
oleh negara sehingga pemerataan pendapatan masyarakat dapat tercapai.
Para tokoh pemikir itu menyebarkan paham
sosialisme melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan
tanpa kekerasan. Mereka berkampanye dan berusaha menggugah sentimen moral para
elit yang notabene adalah kaum kapitalis. Hasilnya sosialisme pun tak
berkembang karena para kapitalis tidak pernah menghiraukan masalah-masalah
moral semacam itu. Yang ada dikepala mereka adalah bagaimana menghasilkan laba
sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya walaupun dengan menghalalkan
segala cara.
Sistem ekonomi sosialis akhirnya berkembang
setelah seorang pemikir lainnya bermana Karl Marx menerbitkan bukunya. Menurut Marx sistem sosialis akan terlaksana apabila
dimulai dengan jalan revolusi serta perlu didukung dengan adanya sosok pemimpin
otoriter. Meski memiliki tujuan yang sama, tapi Marx mengajarkan cara yang
berbeda dengan para pendahulunya agar terciptanya sistem sosialis dimasyarakat.
Pemikiran Karl Marx inilah yang disebut komunisme. Teori Marx pun terbukti. Beberapa negara
komunis muncul dengan sosok otoriternya masing-masing. Lenin dan Stalin yang
memimpin Uni Soviet contoh kongkritnya.
Dalam negara yang menganut sistem
sosialisme/ komunisme seluruh alat produksi dikuasai oleh negara sehingga tidak
ada perusahaan swasta. Setiap warga negara bekerja pada perusahaan-perusahaan
milik negara. setiap orang memberi
sesuai dengan kemampuannya dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya
dengan kata lain distribusi menurut kebutuhannya sehingga pendapatan masyarakat
relatif merata dan tidak adanya kelas-kelas didalam masyarakat.
Seluruh aktivitas ekonomi diatur oleh
pemerintah. Mulai dari barang apa yang akan diproduksi, berapa yang akan di
produksi, bagaimana memproduksinya, sampai penentuan harga semua diatur dan
direncanakan oleh pemerintah. Oleh karena itu sistem ini juga disebut sistem
perekonomian komando atau terpusat.
Ciri-ciri sistem perekonomian sosialis/
Komunis
1.
Hak milik perorangan tidak diakui
2.
Seluruh alat produksi dikuasai
oleh negara
3.
Seluruh masyarakat adalah
pegawai bagi negara
4.
Seluruh aktivitas ekonomi serta
harga barang diatur oleh pemerintah
Keunggulan sistem perekonomian sosialis/
komunis
1.
Pendapatan masyarakat merata
2.
Tidak adanya kelas-kelas social
3.
Pemerintah lebih mudah
mengontrol perekonomian
4.
Perencanaan pembangunan lebih
cepat tercapai
Karena setiap warga diharuskan bekerja
sesuai dengan komando dari pemerintah dan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh pemerintah maka kreativitas masyarakat pun terbelenggu. Tak
adanya hak atas alat-alat produksi dari masyarakat semakin membuat masyarakat
tak ada pilihan lain selain bekerja sebagai karyawan bagi pemerintah. Mereka
pun tak memiliki banyak pilihan dalam hal konsumsi, karena apa yang mereka
konsumsi adalah apa yang mereka produksi sesuai dengan perencanaan pemerintah.
Kekurangan sistem perekonomian sosialis /
komunis
1.
Masyarakat tidak memiliki hak
atas alat-alat produksi
2.
Tidak ada kreativitas dan
inovasi masyarakat
3.
Masyarakat tidak memiliki
kebebasan dalam memilih barang yang akan diproduksi dan dikonsumsi
4.
Masyarakat tidak memiliki
kebebasan memilih pekerjaan atau jenis usaha
Pasca kekalahan negara-negara komunis pada
Perang Dunia II sistem ekonomi seperti ini mulai ditinggalkan. Saat ini tak ada
satupun negara yang menjalankan perekonomiannya menggunakan sistem ini bahkan negara
komunis sekalipun. Tak ada satupun
pemerintahan yang mampu mengatur segala persoalan dalam negerinya (ekonomi,
sosial, politik, moral, dll). Selain itu penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan oleh para pemimpin otoriter semakin membuat sistem ini tak diminati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar