Rabu, 20 April 2016

SISTEM EKONOMI LIBERAL / KAPITALIS


Kelahiran sistem ekonomi liberal tak lepas dari kelahiran ideologi liberal itu sendiri sekitar abad 16-19. Liberalisme adalah  suatu paham yang menuntut adanya kebebasan individu di segala bidang. Paham liberal muncul sebagai akibat trauma akut masyarakat negeri-negeri Barat terhadap tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pihak gereja yang menjadi pusat pemerintahan dan penguasa saat itu. Kejahatan penguasa-penguasa agama ini akhirnya berdampak pada munculnya gerakan liberalisasi dan sekularisasi di Eropa. Masyarakat menolak campur tangan agama (Tuhan) dalam kehidupan mereka. (baca: SejarahGelap Para Paus)

Masyarakat yang sudah gerah akhirnya melakukan aksi pembebasan diri dari cengakraman kaum gereja. Muncullah berbagai gerakan revolusi di Eropa dan Amerika. Revolusi itu menghancurkan kekuasaan gereja. Feodalisme terhapuskan dengan diambil alihnya tanah-tanah para bangsawan dan gereja. Tanah ini dibagi-bagikan kepada para petani dan golongan borjuis (kaum kelas tengah) untuk membangun kebebasan berusaha. Liberalisme pun berkembang ke segala sisi kehidupan seperti politik, ekonomi, kebudayaan, kesenian dll. Setiap individu berhak melakukan apapun tanpa adanya batasan dari pihak manapun terutama dari pihak geraja atau pemerintah.

Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Kebebasan melakukan aktivitas ekonomi itulah yang disebut juga dengan kapitalis.

Sistem perekonomian ini muncul setelah seorang pemikir asal Inggris bernama Adam Smith meluncurkan bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” atau yang lebih dikenal dengan “The Wealth of Nations” pada tahun 1776.
Teori yang dipaparkannya dalam buku tersebut menyatakan bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat perlu adanya kebebasan yang diberikan kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya serta pemerintah tidak perlu turut campur dalam aktivitas perekonomian sebab pasar akan diatur oleh “tangan tak terlihat” (invisible hand) melalui mekanisme pasar dimana jenis, jumlah serta harga barang yang diperjual belikan ditentukan oleh hasil tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu sistem perekonomian ini disebut juga dengan sistem perekonomian pasar. Setiap individu harus diberi kebebasan menentukan jenis usaha apa yang akan dijalankan, produk apa yang akan dihasilkan, produk apa yang akan dikonsumsi, bebas menentukan cara yang akan digunakan untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya, dsb.

Menurutnya, kebebasan berusaha ini akan mendorong terjadinya persaingan bebas antar sesama pemilik modal yang menjalankan usaha sejenis sehingga barang yang ada dipasar akan menjadi banyak dan dapat menurunkan harga. Penurunan harga akan menjadi hal yang menguntungkan bagi masyarakat lain yang bertindak sebagai konsumen disamping keuntungan yang diperoleh dari beragamnya jenis barang yang tersedia dipasar sehingga masyarakat bebas memilih barang yang akan mereka konsumsi.  

Ciri-ciri sistem ekonomi liberal/ kapitalis:
1.       Adanya kebebasan setiap individu melakukan aktivitas ekonomi
2.       Tidak ada peran pemerintah
3.       Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar

Keunggulan sitem perekonomian liberal/ kapitalis:
1.       Masyarakat diberi kebebasan melakukan aktivitas ekonomi
2.       Persaingan mendorong pada kemajuan usaha
3.       Mendorong kemajuan teknologi

Pada awalnya teori Adam Smith memang terbukti jitu. Perekonomian negara-negara barat berkembang pesat sebagai buktinya. Maka tak ayal Adam Smith pun dikenal sebagai bapak ekonomi dunia berkat ide-idenya.

Namun kesenangan itu tidak berlangsung lama. Keburukan-keburukan sistem ini pun akhirnya nampak satu per satu. Kebebasan tanpa batas  yang menjadi keunggulan dari sistem liberal atau kapitalis justru akhirnya menjadi bumerang saat kebebasan tanpa batas itu bertemu dengan keserakahan manusia. Persaingan bebas menyebabkan penindasan golongan kecil atas orang-orang kaya. Pengusaha bermodal kecil terpaksa gulung tikar karena tak mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar. Sebagai akibatnya monopoli perdagangan pun terjadi.

Mereka yang tak mampu bersaing akhirnya kehilangan pekerjaan dan meningkatkan angka pengangguran. Bagi mereka yang bernasib lebih baik akhirnya dipekerjakan oleh penghusaha besar namun dengan gaji yang pas-pasan.

Belum lagi eksploitasi sumber daya alam membabi buta yang merusak lingkungan, ditambah dengan dilegalkannya praktek riba dimana setiap warga diberi kemudahan untuk memperoleh pinjaman dalam jumlah besar mendorong masyarakat bersikap konsumtif, meminjam uang untuk hal-hal yang bersifat tersier serta tanpa memperhitungkan apakah dia mampu untuk mengembalikan hutang tersebut beserta dengan bunganya yang kian lama kian membengkak. Seiring berjalannya waktu kredit macet terjadi dimana-mana, banyak bank dan lembaga keuangan lainnya mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Pasar saham anjlok hingga ke titik dasar.

Beberapa kali negara-negara penganut sistem ekonomi liberal seperti Amerika dan negara-negara Eropa mengalami krisis dan puncaknya terjadi pada tahun 1929.
Dampaknya, inflasi melambung tinggi berujung pada meledaknya angka pengangguran dan kemiskinan. Krisis ekonomi yang tak terlupakan itu dikenang dengan sebutan The Great Depression.

Kekurangan sistem liberal:
1.       Penindasan golongan kaya terhadap golongan kecil
2.       Rawan terjadi monopoli perdagangan
3.       Kegiatan ekonomi tidak stabil
4.       Distribusi pendapatan yang tidak merata dikalangan masyarakat
5.       Kerusakan lingkungan

Bertahun-tahun The Great Depression tak kunjung berakhir mendorong seorang pemikir asal Inggris lainnya untuk mengkritisi pemikiran Adam Smith dan para tokoh ekonom klasik lainnya. Dia adalah John Maynard Keynes yang pada 1936 mengeluarkan buku berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money”.

Dalam bukunya J.M. Keynes mengungkapkan teori yang bertentangan dengan teori Adam Smith. J.M. Keynes berpendapat bahwa perlu adanya peran pemerintah untuk menanggulangi dampak negatif yang diakibatkan oleh sistem ekonomi liberal atau kapitalis terutama masalah inflasi dan pengangguran.

Jika diperhatikan ada yang menarik dari sistem liberal ini. Pada saat kelahirannya paham liberal menuntut adanya kebebasan bagi tiap individu untuk melakukan apapun karena dianggap tidak sesuai dengan hak asasi manusia, sehingga berupaya untuk melepasakan diri dari aturan pihak manapun seperti pemerintah dan agama. Seiring berjalannya waktu, setelah kebebasan yang mereka perejuangkan itu akhirnya membawa dampak negatif. Mereka akhirnya menuntut agar adanya pihak berperan sebagai pengatur. Nampun pihak yang mengatur itu bukan dari pihak gereja atau dari pihak kerajaan seperti sebelumnya. Mereka sudah trauma dengan gereja bahkan pada agama. Mereka membuat sistem pemerintahan sendiri yang lebih dikenal dengan sistem demokrasi.


Sumber:

http://www.kompasiana.com/aryniayu/kisah-liberalisme_550d6544a333112d1c2e3baa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar