Kelahiran sistem ekonomi liberal tak lepas dari kelahiran ideologi
liberal itu sendiri sekitar abad 16-19. Liberalisme adalah suatu paham yang menuntut adanya kebebasan
individu di segala bidang. Paham liberal muncul sebagai akibat trauma akut
masyarakat negeri-negeri Barat terhadap tindakan sewenang-wenang yang dilakukan
oleh pihak gereja yang menjadi pusat pemerintahan dan penguasa saat itu. Kejahatan
penguasa-penguasa agama ini akhirnya berdampak pada munculnya gerakan
liberalisasi dan sekularisasi di Eropa. Masyarakat menolak campur tangan agama
(Tuhan) dalam kehidupan mereka. (baca: SejarahGelap Para Paus)
Masyarakat yang sudah gerah akhirnya melakukan aksi pembebasan diri
dari cengakraman kaum gereja. Muncullah berbagai gerakan revolusi di Eropa dan
Amerika. Revolusi itu menghancurkan kekuasaan gereja. Feodalisme terhapuskan dengan
diambil alihnya tanah-tanah para bangsawan dan gereja. Tanah ini dibagi-bagikan
kepada para petani dan golongan borjuis (kaum kelas tengah) untuk membangun
kebebasan berusaha. Liberalisme pun berkembang ke segala sisi kehidupan seperti
politik, ekonomi, kebudayaan, kesenian dll. Setiap individu berhak melakukan
apapun tanpa adanya batasan dari pihak manapun terutama dari pihak geraja atau
pemerintah.
Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan penuh kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi tanpa
adanya campur tangan dari pemerintah. Kebebasan melakukan aktivitas ekonomi
itulah yang disebut juga dengan kapitalis.
Sistem perekonomian ini muncul setelah seorang pemikir asal Inggris
bernama Adam Smith meluncurkan bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”
atau yang lebih dikenal dengan “The
Wealth of Nations” pada tahun 1776.
Teori yang dipaparkannya dalam buku tersebut menyatakan bahwa untuk
mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat perlu adanya kebebasan yang diberikan
kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya serta pemerintah tidak
perlu turut campur dalam aktivitas perekonomian sebab pasar akan diatur oleh
“tangan tak terlihat” (invisible hand)
melalui mekanisme pasar dimana jenis, jumlah serta harga barang yang diperjual
belikan ditentukan oleh hasil tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Oleh
sebab itu sistem perekonomian ini disebut juga dengan sistem perekonomian
pasar. Setiap individu harus diberi kebebasan menentukan jenis usaha apa yang
akan dijalankan, produk apa yang akan dihasilkan, produk apa yang akan
dikonsumsi, bebas menentukan cara yang akan digunakan untuk menghasilkan laba
sebesar-besarnya, dsb.
Menurutnya, kebebasan berusaha ini akan mendorong terjadinya
persaingan bebas antar sesama pemilik modal yang menjalankan usaha sejenis
sehingga barang yang ada dipasar akan menjadi banyak dan dapat menurunkan
harga. Penurunan harga akan menjadi hal yang menguntungkan bagi masyarakat lain
yang bertindak sebagai konsumen disamping keuntungan yang diperoleh dari
beragamnya jenis barang yang tersedia dipasar sehingga masyarakat bebas memilih
barang yang akan mereka konsumsi.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal/ kapitalis:
1.
Adanya kebebasan setiap
individu melakukan aktivitas ekonomi
2.
Tidak ada peran pemerintah
3.
Perekonomian diatur oleh
mekanisme pasar
Keunggulan sitem perekonomian liberal/ kapitalis:
1.
Masyarakat diberi kebebasan
melakukan aktivitas ekonomi
2.
Persaingan mendorong pada
kemajuan usaha
3.
Mendorong kemajuan teknologi
Pada awalnya teori Adam Smith memang terbukti jitu. Perekonomian
negara-negara barat berkembang pesat sebagai buktinya. Maka tak ayal Adam Smith
pun dikenal sebagai bapak ekonomi dunia berkat ide-idenya.
Namun kesenangan itu tidak berlangsung lama. Keburukan-keburukan
sistem ini pun akhirnya nampak satu per satu. Kebebasan tanpa batas yang menjadi keunggulan dari sistem liberal
atau kapitalis justru akhirnya menjadi bumerang saat kebebasan tanpa batas itu
bertemu dengan keserakahan manusia. Persaingan bebas menyebabkan penindasan golongan
kecil atas orang-orang kaya. Pengusaha bermodal kecil terpaksa gulung tikar
karena tak mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar. Sebagai akibatnya
monopoli perdagangan pun terjadi.
Mereka yang tak mampu bersaing akhirnya kehilangan pekerjaan dan
meningkatkan angka pengangguran. Bagi mereka yang bernasib lebih baik akhirnya
dipekerjakan oleh penghusaha besar namun dengan gaji yang pas-pasan.
Belum lagi eksploitasi sumber daya alam membabi buta yang merusak
lingkungan, ditambah dengan dilegalkannya praktek riba dimana setiap warga
diberi kemudahan untuk memperoleh pinjaman dalam jumlah besar mendorong
masyarakat bersikap konsumtif, meminjam uang untuk hal-hal yang bersifat
tersier serta tanpa memperhitungkan apakah dia mampu untuk mengembalikan hutang
tersebut beserta dengan bunganya yang kian lama kian membengkak. Seiring
berjalannya waktu kredit macet terjadi dimana-mana, banyak bank dan lembaga
keuangan lainnya mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Pasar saham anjlok
hingga ke titik dasar.
Beberapa kali negara-negara penganut sistem ekonomi liberal seperti
Amerika dan negara-negara Eropa mengalami krisis dan puncaknya terjadi pada
tahun 1929.
Dampaknya, inflasi melambung tinggi berujung pada meledaknya angka
pengangguran dan kemiskinan. Krisis ekonomi yang tak terlupakan itu dikenang
dengan sebutan The Great Depression.
Kekurangan sistem liberal:
1.
Penindasan golongan kaya
terhadap golongan kecil
2.
Rawan terjadi monopoli
perdagangan
3.
Kegiatan ekonomi tidak stabil
4.
Distribusi pendapatan yang
tidak merata dikalangan masyarakat
5.
Kerusakan lingkungan
Bertahun-tahun The Great Depression
tak kunjung berakhir mendorong seorang pemikir asal Inggris lainnya untuk
mengkritisi pemikiran Adam Smith dan para tokoh ekonom klasik lainnya. Dia
adalah John Maynard Keynes yang pada 1936 mengeluarkan buku berjudul “The General Theory of Employment, Interest
and Money”.
Dalam bukunya J.M. Keynes mengungkapkan teori yang bertentangan
dengan teori Adam Smith. J.M. Keynes berpendapat bahwa perlu adanya peran
pemerintah untuk menanggulangi dampak negatif yang diakibatkan oleh sistem
ekonomi liberal atau kapitalis terutama masalah inflasi dan pengangguran.
Jika diperhatikan ada yang menarik dari sistem liberal ini. Pada
saat kelahirannya paham liberal menuntut adanya kebebasan bagi tiap individu
untuk melakukan apapun karena dianggap tidak sesuai dengan hak asasi manusia,
sehingga berupaya untuk melepasakan diri dari aturan pihak manapun seperti
pemerintah dan agama. Seiring berjalannya waktu, setelah kebebasan yang mereka
perejuangkan itu akhirnya membawa dampak negatif. Mereka akhirnya menuntut agar
adanya pihak berperan sebagai pengatur. Nampun pihak yang mengatur itu bukan
dari pihak gereja atau dari pihak kerajaan seperti sebelumnya. Mereka sudah trauma
dengan gereja bahkan pada agama. Mereka membuat sistem pemerintahan sendiri
yang lebih dikenal dengan sistem demokrasi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar