Kamis, 28 April 2016

SISTEM EKONOMI CAMPURAN



Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi dimana pihak swasta dan pemerintah sama-sama melakukan aktivitas ekonomi dengan dibatasi oleh kebijakan dari pemerintah yang bertujuan untuk mensejahterakan seluruh masyarakat.

Disebut sistem ekonomi campuran karena sistem ekonomi ini mencampurkan dua unsur dari dua sistem yang telah ada sebelumnya yaitu kebebasan dari sistem liberal dan kekuasaan dari sistem sosialis. Pihak swasta diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas ekonomi seperti sistem liberal / kapitalis namun dibatasi oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya.

Dalam prakteknya sangat sulit untuk menyeimbangkan dua sistem yang saling bertentangan secara seimbang. Hasilnya negara-negara yang menjalankan sistem ekonomi campuran menjadi lebih condong ke salah satu sisi. 

Pihak swasta memiliki hak atas sumber daya yang ada kecuali yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Seperti pengadaan air, listrik, barang tambang, dsb.

Dengan adanya pemerintah yang berperan sebagai “pemain” dalam perekonomian dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja melalui perusahaan-perusahaan yang didirikannya sehingga dapat menurunkan angka pengangguran.

Selain sebagai “pemain” dalam perekonomian pemerintah juga berperan sebagai pembuat “aturan main” dalam aktivitas ekonomi. Kebijakan yang dibuat bertujuan untuk mengatur aktivitas ekonomi agar distribusi pendapatan dan produk yang dihasilkan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Untuk menangani masalah inflasi pemerintah dapat berperan dengan mengontrol tingkat harga barang melalui kebijakan moneternya dengan berbagai cara diantaranya dengan mengontrol tingkat uang beredar, mengontrol tingkat suku bunga, atau dengan melakukan perdagangan barang yang sedang naik harganya.
Kebijakan fiskal/ pajak dari pemerintah dapat berfungsi untuk menanggulangi masalah distribusi pajak yang belum merata.    

Ciri-ciri sistem perekonomian campuran
-          Pihak swasta dan pemerintah sama-sama menjalankan aktivitas ekonomi
-          Aktivitas perekonomian diatur dan diawasi oleh pemerintah
-          Sumber daya yang menyangkut hidup orang banyak dikuasai oleh pemerintah

Keunggulan sistem ekonomi campuran
-          Masyarakat memiliki kebebasan dalam menjalankan aktivitas ekonominya
-          Kebebasan individu mendorong kreativitas
-          Hak milik individu atas alat produksi diakui
-          Stabililitas perekonomian lebih terkontrol
-          Distribusi pendapatan lebih merata

Pada kenyataannya beberapa pengusaha merasa terbebani dengan besar dan banyaknya pajak yang harus mereka bayar. Tak jarang ada pengusaha-pengusaha nakal yang berusaha menghindar dari kewajiban membayar pajak dengan memberi sogokan kepada oknum yang berada dalam pemerintahan.

Selain masalah sogok-menyogok, korupsi, kolusi dan nepotisme juga sering menjadi penyakit akut pada negara-negara yang menganut sistem ekonomi campuran. 

Kekurangan sistem perekonomian campuran
-          Keuntungan pengusaha banyak terpotong oleh pajak
-          Perlu ada pihak lain yang independen sebagai pihak yang mengawasi pemerintah dan pihak swasta agar tak terjadi penyimpangan

Saat ini banyak Negara-negara yang menganut sistem perekonomian campuran, termasuk Indonesia. Namun sistem ekonomi campuran yang ada Indonesia berbeda dengan yang ada di Negara-negara lain karena sistem ekonomi Indonesia dibuat secara khusus agar sesuai dengan karakter Indonesia. Itulah yang disebut sistem ekonomi Pancasila.

Banyaknya negara yang menerapkan sistem perekonomian campuran karena menganggap sistem inilah yang terbaik dari sistem-sistem perekonomian lainnya. Padahal ada sistem perekonomian lain yang jauh lebih baik dari sistem perekonomian ini.

Selasa, 26 April 2016

SISTEM EKONOMI SOSIALIS/ KOMUNIS



Diantara dampak buruk yang ditimbulkan  oleh sistem ekonomi kapitalis adalah terciptanya kelas-kelas dalam masyarakat. Kaum pemilik modal atau borjuis dan kaum pekerja atau buruh. Ketidak mampuan bersaing para pekerja membuatnya tak ada pilihan lain selain menjadi budak para borjuis. Eksploitasi yang terhadap para buruh pun terjadi. Mereka dipaksa bekerja ekstra keras untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya bagi para pemilik modal walaupun bayaran yang diterima tak sebanding dengan jerih payahnya. Alhasil, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Penderitaan yang dialami kaum buruh menjadi perhatian beberapa pemikir pada abad ke-19 seperti Saint-Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen. Sehingga lahirlah sebuah pemikiran baru yang bernama sosialisme.

Sistem perekonomian sosialis adalah sistem perekonomian yang menolak adanya hak kepemilikan pribadi terhadap faktor produksi, semua harus dikuasai oleh negara dan seluruh aktivitas ekonomi diatur oleh negara sehingga pemerataan pendapatan masyarakat dapat tercapai.

Para tokoh pemikir itu menyebarkan paham sosialisme melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan. Mereka berkampanye dan berusaha menggugah sentimen moral para elit yang notabene adalah kaum kapitalis. Hasilnya sosialisme pun tak berkembang karena para kapitalis tidak pernah menghiraukan masalah-masalah moral semacam itu. Yang ada dikepala mereka adalah bagaimana menghasilkan laba sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya walaupun dengan menghalalkan segala cara.

Sistem ekonomi sosialis akhirnya berkembang setelah seorang pemikir lainnya bermana Karl Marx menerbitkan bukunya.  Menurut Marx sistem sosialis akan terlaksana apabila dimulai dengan jalan revolusi serta perlu didukung dengan adanya sosok pemimpin otoriter. Meski memiliki tujuan yang sama, tapi Marx mengajarkan cara yang berbeda dengan para pendahulunya agar terciptanya sistem sosialis dimasyarakat. Pemikiran Karl Marx inilah yang disebut komunisme. Teori Marx pun terbukti. Beberapa negara komunis muncul dengan sosok otoriternya masing-masing. Lenin dan Stalin yang memimpin Uni Soviet contoh kongkritnya.

Dalam negara yang menganut sistem sosialisme/ komunisme seluruh alat produksi dikuasai oleh negara sehingga tidak ada perusahaan swasta. Setiap warga negara bekerja pada perusahaan-perusahaan milik negara. setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya dengan kata lain distribusi menurut kebutuhannya sehingga pendapatan masyarakat relatif merata dan tidak adanya kelas-kelas didalam masyarakat.

Seluruh aktivitas ekonomi diatur oleh pemerintah. Mulai dari barang apa yang akan diproduksi, berapa yang akan di produksi, bagaimana memproduksinya, sampai penentuan harga semua diatur dan direncanakan oleh pemerintah. Oleh karena itu sistem ini juga disebut sistem perekonomian komando atau terpusat.

Ciri-ciri sistem perekonomian sosialis/ Komunis
1.       Hak milik perorangan tidak diakui
2.       Seluruh alat produksi dikuasai oleh negara
3.       Seluruh masyarakat adalah pegawai bagi negara
4.       Seluruh aktivitas ekonomi serta harga barang diatur oleh pemerintah

Keunggulan sistem perekonomian sosialis/ komunis
1.       Pendapatan masyarakat merata
2.       Tidak adanya kelas-kelas social
3.       Pemerintah lebih mudah mengontrol perekonomian
4.       Perencanaan pembangunan lebih cepat tercapai

Karena setiap warga diharuskan bekerja sesuai dengan komando dari pemerintah dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh pemerintah maka kreativitas masyarakat pun terbelenggu. Tak adanya hak atas alat-alat produksi dari masyarakat semakin membuat masyarakat tak ada pilihan lain selain bekerja sebagai karyawan bagi pemerintah. Mereka pun tak memiliki banyak pilihan dalam hal konsumsi, karena apa yang mereka konsumsi adalah apa yang mereka produksi sesuai dengan perencanaan pemerintah.

Kekurangan sistem perekonomian sosialis / komunis
1.       Masyarakat tidak memiliki hak atas alat-alat produksi
2.       Tidak ada kreativitas dan inovasi masyarakat
3.       Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih barang yang akan diproduksi dan dikonsumsi
4.       Masyarakat tidak memiliki kebebasan memilih pekerjaan atau jenis usaha

Pasca kekalahan negara-negara komunis pada Perang Dunia II sistem ekonomi seperti ini mulai ditinggalkan. Saat ini tak ada satupun negara yang menjalankan perekonomiannya menggunakan sistem ini bahkan negara komunis sekalipun.  Tak ada satupun pemerintahan yang mampu mengatur segala persoalan dalam negerinya (ekonomi, sosial, politik, moral, dll). Selain itu penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para pemimpin otoriter semakin membuat sistem ini tak diminati. 

Rabu, 20 April 2016

SISTEM EKONOMI LIBERAL / KAPITALIS


Kelahiran sistem ekonomi liberal tak lepas dari kelahiran ideologi liberal itu sendiri sekitar abad 16-19. Liberalisme adalah  suatu paham yang menuntut adanya kebebasan individu di segala bidang. Paham liberal muncul sebagai akibat trauma akut masyarakat negeri-negeri Barat terhadap tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pihak gereja yang menjadi pusat pemerintahan dan penguasa saat itu. Kejahatan penguasa-penguasa agama ini akhirnya berdampak pada munculnya gerakan liberalisasi dan sekularisasi di Eropa. Masyarakat menolak campur tangan agama (Tuhan) dalam kehidupan mereka. (baca: SejarahGelap Para Paus)

Masyarakat yang sudah gerah akhirnya melakukan aksi pembebasan diri dari cengakraman kaum gereja. Muncullah berbagai gerakan revolusi di Eropa dan Amerika. Revolusi itu menghancurkan kekuasaan gereja. Feodalisme terhapuskan dengan diambil alihnya tanah-tanah para bangsawan dan gereja. Tanah ini dibagi-bagikan kepada para petani dan golongan borjuis (kaum kelas tengah) untuk membangun kebebasan berusaha. Liberalisme pun berkembang ke segala sisi kehidupan seperti politik, ekonomi, kebudayaan, kesenian dll. Setiap individu berhak melakukan apapun tanpa adanya batasan dari pihak manapun terutama dari pihak geraja atau pemerintah.

Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Kebebasan melakukan aktivitas ekonomi itulah yang disebut juga dengan kapitalis.

Sistem perekonomian ini muncul setelah seorang pemikir asal Inggris bernama Adam Smith meluncurkan bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” atau yang lebih dikenal dengan “The Wealth of Nations” pada tahun 1776.
Teori yang dipaparkannya dalam buku tersebut menyatakan bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat perlu adanya kebebasan yang diberikan kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya serta pemerintah tidak perlu turut campur dalam aktivitas perekonomian sebab pasar akan diatur oleh “tangan tak terlihat” (invisible hand) melalui mekanisme pasar dimana jenis, jumlah serta harga barang yang diperjual belikan ditentukan oleh hasil tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu sistem perekonomian ini disebut juga dengan sistem perekonomian pasar. Setiap individu harus diberi kebebasan menentukan jenis usaha apa yang akan dijalankan, produk apa yang akan dihasilkan, produk apa yang akan dikonsumsi, bebas menentukan cara yang akan digunakan untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya, dsb.

Menurutnya, kebebasan berusaha ini akan mendorong terjadinya persaingan bebas antar sesama pemilik modal yang menjalankan usaha sejenis sehingga barang yang ada dipasar akan menjadi banyak dan dapat menurunkan harga. Penurunan harga akan menjadi hal yang menguntungkan bagi masyarakat lain yang bertindak sebagai konsumen disamping keuntungan yang diperoleh dari beragamnya jenis barang yang tersedia dipasar sehingga masyarakat bebas memilih barang yang akan mereka konsumsi.  

Ciri-ciri sistem ekonomi liberal/ kapitalis:
1.       Adanya kebebasan setiap individu melakukan aktivitas ekonomi
2.       Tidak ada peran pemerintah
3.       Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar

Keunggulan sitem perekonomian liberal/ kapitalis:
1.       Masyarakat diberi kebebasan melakukan aktivitas ekonomi
2.       Persaingan mendorong pada kemajuan usaha
3.       Mendorong kemajuan teknologi

Pada awalnya teori Adam Smith memang terbukti jitu. Perekonomian negara-negara barat berkembang pesat sebagai buktinya. Maka tak ayal Adam Smith pun dikenal sebagai bapak ekonomi dunia berkat ide-idenya.

Namun kesenangan itu tidak berlangsung lama. Keburukan-keburukan sistem ini pun akhirnya nampak satu per satu. Kebebasan tanpa batas  yang menjadi keunggulan dari sistem liberal atau kapitalis justru akhirnya menjadi bumerang saat kebebasan tanpa batas itu bertemu dengan keserakahan manusia. Persaingan bebas menyebabkan penindasan golongan kecil atas orang-orang kaya. Pengusaha bermodal kecil terpaksa gulung tikar karena tak mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar. Sebagai akibatnya monopoli perdagangan pun terjadi.

Mereka yang tak mampu bersaing akhirnya kehilangan pekerjaan dan meningkatkan angka pengangguran. Bagi mereka yang bernasib lebih baik akhirnya dipekerjakan oleh penghusaha besar namun dengan gaji yang pas-pasan.

Belum lagi eksploitasi sumber daya alam membabi buta yang merusak lingkungan, ditambah dengan dilegalkannya praktek riba dimana setiap warga diberi kemudahan untuk memperoleh pinjaman dalam jumlah besar mendorong masyarakat bersikap konsumtif, meminjam uang untuk hal-hal yang bersifat tersier serta tanpa memperhitungkan apakah dia mampu untuk mengembalikan hutang tersebut beserta dengan bunganya yang kian lama kian membengkak. Seiring berjalannya waktu kredit macet terjadi dimana-mana, banyak bank dan lembaga keuangan lainnya mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Pasar saham anjlok hingga ke titik dasar.

Beberapa kali negara-negara penganut sistem ekonomi liberal seperti Amerika dan negara-negara Eropa mengalami krisis dan puncaknya terjadi pada tahun 1929.
Dampaknya, inflasi melambung tinggi berujung pada meledaknya angka pengangguran dan kemiskinan. Krisis ekonomi yang tak terlupakan itu dikenang dengan sebutan The Great Depression.

Kekurangan sistem liberal:
1.       Penindasan golongan kaya terhadap golongan kecil
2.       Rawan terjadi monopoli perdagangan
3.       Kegiatan ekonomi tidak stabil
4.       Distribusi pendapatan yang tidak merata dikalangan masyarakat
5.       Kerusakan lingkungan

Bertahun-tahun The Great Depression tak kunjung berakhir mendorong seorang pemikir asal Inggris lainnya untuk mengkritisi pemikiran Adam Smith dan para tokoh ekonom klasik lainnya. Dia adalah John Maynard Keynes yang pada 1936 mengeluarkan buku berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money”.

Dalam bukunya J.M. Keynes mengungkapkan teori yang bertentangan dengan teori Adam Smith. J.M. Keynes berpendapat bahwa perlu adanya peran pemerintah untuk menanggulangi dampak negatif yang diakibatkan oleh sistem ekonomi liberal atau kapitalis terutama masalah inflasi dan pengangguran.

Jika diperhatikan ada yang menarik dari sistem liberal ini. Pada saat kelahirannya paham liberal menuntut adanya kebebasan bagi tiap individu untuk melakukan apapun karena dianggap tidak sesuai dengan hak asasi manusia, sehingga berupaya untuk melepasakan diri dari aturan pihak manapun seperti pemerintah dan agama. Seiring berjalannya waktu, setelah kebebasan yang mereka perejuangkan itu akhirnya membawa dampak negatif. Mereka akhirnya menuntut agar adanya pihak berperan sebagai pengatur. Nampun pihak yang mengatur itu bukan dari pihak gereja atau dari pihak kerajaan seperti sebelumnya. Mereka sudah trauma dengan gereja bahkan pada agama. Mereka membuat sistem pemerintahan sendiri yang lebih dikenal dengan sistem demokrasi.


Sumber:

http://www.kompasiana.com/aryniayu/kisah-liberalisme_550d6544a333112d1c2e3baa

SISTEM PEREKONOMIAN TRADISIONAL



Sebelum kita membahas pengertian dari sistem dan macam-macam system yang ada di dunia terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan system.
System adalah gabungan dari beberapa unsur yang saling terhubung satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama.
Sistem = Input + Proses + Output
Contoh dari sistem:  
Sedangkan sistem perekonomian adalah suatu sistem yang diterapkan di suatu negara atau wilayah untuk mengatur aktivitas ekonomi di negara atau wilayah tersebut sehingga dapat mensejahterakan masyarakat disana.
Setiap negara atau wilayah yang ada didunia ini memiliki sistem perekonomiannya masing-masing. Dan dari zaman ke zaman pun sistem perekonomian yang ada dunia berbeda-beda pula. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.       Ideologi yang dianut suatu negara
2.       Karakter masyarakat
3.       Struktur ekonomi
Berbagai sistem perekonomian yang ada di Dunia 

Sistem Perekonomian Tradisional
Sistem perekonomian tradisional adalah sistem yang diterapkan oleh masyarakat pada zaman awal peradaban manusia, dimana manusia masih hidup sangat sederhana dengan alat-alat yang sangat sederhana pula.  Tak ada aturan-aturan khusus dalam kegiatan ekonomi pada sistem ini. Semua mengacu pada tradisi, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku pada daerah masing-masing.

Umumnya masyarakat pada zaman dahulu memenuhi kebutuhannya dengan cara bercocok tanam. Sementara untuk mendapatkan alat-alat rumah tangga merekapun memanfaatkan bahan-bahan  dari alam yang mereka dapati disekitar mereka seperti batu, besi, tanah liat, tali dari tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Dikarenakan alat-alat dan teknik produksi yang digunakan masih sangat sederhana maka produk yang dihasilkan pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jarang sekali terdapat kelebihan yang dapat diperdagangkan.  

Karena pada saat itu uang belum diberlakukan maka transaksi perdagangan dilakukan secara barter atau tukar barang dengan barang. Belum diberlakukannya penggunaan uang juga menyebabkan tidak dimungkinkan adanya spesialisasi atau pembagian kerja yang jelas sehingga setiap orang menghasilkan semua barang yang dibutuhkannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka bercocok tanam sendiri, untuk memperoleh pakaian dan tempat tinggal mereka membuatnya sendiri pula. Tidak adanya spesialisasi ini pula yang menyebabkan minimnya hasil produksi yang dapat dihasilkan. 

Ciri-ciri perekonomian tradisional:
1.       Berpedoman pada tradisi, adat istiadat dan kebiasaan
2.       Sangat bergantung pada faktor-faktor produksi yang tersedia di alam
3.       Alat produksi yang sangat sederhana
4.       Tingkat produktivitas rendah
5.       Transaksi dilakukan secara barter
6.       Belum ada spesialisasi
Seiring perkembangan zaman pemikiran manusia pun makin berkembang pula, kebutuhan manusia juga semakin kompleks. Kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem tradisional seperti tidak adanya pembagian kerja dan rendahnya tingkat produktifitas menjadikan sistem ini ditinggalkan. Apalagi setelah diberlakukannya penggunaan uang sebagai alat tukar yang mempermudah proses transaksi, aktivitas perekonomian pun semakin berkembang pesat.